Lebak. AMC.CO.ID – Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang di anggarkan Pemerintah Pusat melalui Dana Desa, merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat yang kurang mampu di tengah himpitan perekonomian, akibat dampak wabah virus Corona /Covid-19. Seperti halnya di Desa Pasir Kacapi, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak-Banten. Dimana, sebanyak 205 Keluarga Penerima Manpaat (KPM) di Desa tersebut menerima BLT DD sebesar Rp 900,000 (Sembilan Ratus Ribu Rupiah).
Namun sayang, situasi covid -19 ini diduga di jadikan celah oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab, dengan dalih bukti surat vaksin dan memanfaatkan situasi dengan tujuan untuk mencari keuntungan secara pribadi atau kelompoknya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan Arthamediacentaral.co.id, saat menemui masyarakat Desa Pasir Kacapi menyebutkan, pembagian BLT DD di Desa kami telah menimbulkan tanda tanya dan kecurigaan. Pasalnya, pembagian BLT DD tersebut di laksanakan di rumah salah satu Perangkat Desa, dan di luar Jam kerja (hari libur). Bahkan anehnya ada yang di bagikan pada malam hari.
“Aneh, ko pembagian BLT di bagikan di rumah salah satu pegawai Desa, malah ada beberapa warga yang di berikan pada malam hari.” Kata salah satu warag yang tak ingin namanya di sebutkan.
Masih kata dia, khususnya bagi KPM yang belum di vaksin. Karena mersa takut BLT nya tidak di bagikan, terpaksa para KPM tersebut memberikan sejumlah uang ke pada oknum pegawai Desa tersebut, dengan nominal yang berbeda -beda. Mulai dari Rp. 100 ribu, 150 ribu, bahkan ada yang 200 ribu rupiah.
“Maka nya hari ini. Senin, (25/ April / 2022) saya bersama sejumlah masyarakat mendatangi kantor Desa Pasir Kacapi untuk mempertanyakan langsung kepad oknum pegawai Desa tersebut.
“Disaat kami menanyakan aturan dari mana, dan atas perintah siapa. Namun oknum pegawai Desa tersebut mengatakan. Ini wewenang saya, yang menentukan waktu dan tempat untuk pembagian ya gimana saya. Karena yang mempertanggung jawabkan laporaan pemeriksaan kan saya. Bukan bapa.” Ujar dia, sambil menirukan ucapan yang di sampaikan salah satu pegawai Desa.
Ditempat yang sama, abah Ocin suami dari ibu Janah, warga Kampung Pasir Jalan menuturkan, pada malam itu istri saya di jemput oleh seseorang yang di duga utusan pa Reval (Kasi Ekbang Desa Pasir Kacapi). Katanya suruh ngambil BLT DD di rumahnya beliau, selanjutnya istri saya ikut bersama orang tersebut. Dan tak lama istri saya kembali ke rumah, sambil memperlihatkan uang sebesar RP. 800.000
“Harusnya menerima RP. 900.000, berhubung yang 100.000 nya di pinta sama pak Reval. Katanya yang 50.000 untuk bayar yang memoto dan yang 50.000 nya lagi untuk RT. Dan akhirnya istri saya hanya menerima RP. 800.000 saja.” Kata Ocid.
Hal senada di katakan Ideh, salah satu warga Kampung Pasir Kacapi yang juga sama menerima BLT DD menuturkan, sekitar Jam 10 malam saya di suruh ke rumahnya Pa Reval untuk mengambil uang BLT. Berhubung saya belum di Vaksin, dan saya takut di persulit. Terpaksa saya memberi uang sebesar 200 ribu kepada istrinya Pa Reval.
“Kata Dokter kan saya ga bole di vaksin, karena kondisi saya lagi hamil, kebetulan saya juga enga di kasih surat rekomendasi dari Dokter. Jadi pada malam itu saya hanya membawa uang sebesar Rp700 saja” Tutur Ideh.
Sementara Muhamad Reval, selaku Kasi Ekbang yang juga sekaligus menjabat Kasi Pemerintahan Desa Pasir Kacapi saat di konfirmasi di ruang kerjanya membantah tuduhan warga yang mengatakan telah motongan BLT DD yang di bagikan kepada KPM. Saya hanya menerima keikhlasan dan keridoan dari KPM saja.
“Ya, saya akui ada KPM yang ngasih ke saya 100 ribu, ada yang 150 ribu, dan ada juga yang 200 ribu rupiah. Yang jelas saya tidak minta, dan tidak ada pemaksaan. Adapun yang KPM berikan itu atas dasar keikhlasan, dan uang itu pun saya berikan kepada anak yatim”.Terangnya.
Lebih lajut Reval menjelaskan, terkait pembagian BLT Dana Desa di malam hari itu atas dasar kemauan dari masyarakat, sebab banyak warga yang mengeluh membutuhkan dana tersebut. Disamping untuk berobat, warga juga membutuhkkan untuk zakat fitrah dan lainnya.
Saat di singgung jumlah KPM yang datang kerumahnya pada malam Sabtu dan hari Mnggu, Muhamad Reval mejawab tidak mengetahui berapa jumlah KPM yang sudah menerima. Dikarenakan saya tidak menghitungnya, yang saya tahu mereka datang ke rumah saya karena ada kebutuhan mendesak. Pungkasnya